Minggu, 12 Juni 2011

Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

[sunting] Macam- macam Diskusi

1. Seminar
Pertemuan para pakar yang berusaha mendapatkan kata sepakat mengenai suatu hal[1].
2. Sarasehan/Simposium
Pertemuan yang diselenggarakan untuk mendengarkan pendapat prasaran para ahli mengenai suatu hal/masalah dalam bidang tertentu[1].
3. Lokakarya/Sanggar Kerja
Pertemuan yang membahas suatu karya[1].
4. Santiaji
Pertemuan yang diselenggarakan untuk memberikan pengarahan singkat menjalang pelaksanaan kegiatan[1].
5. Muktamar
Pertemuan para wakil organisasi mengambil keputusan mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
6. Konferensi
Pertemuan untuk berdiskusi mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama[1].
7. Diskusi Panel
Diskusi yang dilangsungkan oleh panelis dan disaksikan/dihadiri oleh beberapa pendengar, serta diatur oleh seorang moderator[1].
8. Diskusi Kelompok
Penyelesaian masalah dengan melibat kan kelompok-kelompok kecil[1].

Ringkasan

Pengertian Ringkasan
Ringkasan  (precis) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan yang panjang  dalam sajian yang singkat. ”Precis” berarti ”memotong” atau ”memangkas”. Sebuah ringkasan bermula dari karangan sumber yang panjang, yang kemudian dipangkas dengan mengambil hal-hal atau bagian yang pokok dengan membuang perincian serta ilustrasi. Meskipun begitu, sebuah ringkasan tetap mempertahankan pikiran pengarang serta pendekatannya yang asli. Jadi, ringkasan merupakan keterampilan mereproduksi hasil karya yang sudah ada dalam bentuk yang singkat.
Ringkasan berbeda dengan ikhtisar. Walaupun kedua istilah itu sering disamakan, tapi sesungguhnya keduanya berbeda. Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli namun tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli.  Ikhtisar sebaliknya, tidak perlu mempertahankan sistematika penulisan sesuai dengan aslinya dan tidak perlu menyajikan isi dari seluruh karangan itu secara proporsional. Dalam ikhtisar, penulis dapat langsung mengemukakan pokok uraian, sementara bagian yang dianggap kurang penting dapat dibuang.
.
Langah – Langkah Membuat Ringkasan :
a. Membaca naskah asli
b. Kalau perlu diulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tantang karangan itu secara menyeluruh. Penulis perlu juga mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
c. Mencatat gagasan utama
d. Pencatatan itu dilakukan dengan tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
e. Mengadakan reproduksi
f. hal yang harus diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
g. Ketentuan tambahan
h. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik. => A). Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal dari pada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal. => B). Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja. => C). Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dan sebagainya dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting. => D). Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang. Kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
Manfaat Membuat Ringkasan :
1. karena dengan meringkas kita dapat memudahkan membaca isi yang penting –penting
2. dengan meringkas kita dapat mengingat lebih mudah
3. lebih memahami setelah kita meringkas sehingga tidak mudah lupa
Contoh Ringkasan Ucapan sehari-hari dlm Bhs. Korea beserta Hangulnya (KOREAN – ROMANIZATION – TRANSLATION)
Ringkasan : menguasai bahasa inggris bukan lagi menjadi nilai tambah karena bahasa inggris sudah bisa dibilang sebagai second language di Indonesia. Oleh karena itu penguasaan bahasa asing lainnya barulah menjadi nilai plus bagi seseorang dan bahasa korea adalah salah satu pilihannya. Apakah anda ingin berkomunikasi dengan bahasa korea atau berlibur ke korea, jika demikian di bawah ini adalah merupakan cara pengucapan sehari – hari dalam bahasa korea, yang bisa anda kembangkan sendiri nantinya.
네 – neh – Ya (lebih umum)
예 – yeh – Ya
아니요 – ahniyo – Tidak
안녕하세요? – annyeonghaseyo? – Apa kabar? Apa kamu baik2 saja?
안녕하세요 – annyeonghaseyo. – Halo / Hai (salam) baik-baik lah.
(name) … 입니다- … im ni da – Saya (nama)… (formal)
[만나서] 반갑습니다 – [man na seo] pan gap seub ni da – Senang bertemu anda
감사합니다 – kam sa ham ni da – Terima kasih (formal)
감사 [요] – kam sa hae yo – Terima kasih (informal)
고맙습니다 – goh map seub ni da – Terima kasih (formal)
고마워[요] – go ma wo [yo] – Terima kasih (informal)
죄송합니다 – chwe song ham ni da – maafkan saya (formal)
미안해[요] – mi an hae [yo] – maafkan saya; maaf (informal)
여보세요! – yeo bo se yo – Halo? (ditelepon)
누구세요? – nu gu seh yo? – siapa ini?
아니오, 괜찮아요 – ah ni oh, kwaen chan nah yo – tidak, terima kasih; tidak apa2;
괜찮아[요] – kwaen chan nah [yo] – tidak apa2; terima kasih kembali
알겠습니다 – al get seub ni da – Saya mengerti (formal)
아랐서[요] – a rat seo [yo] – saya mengerti (informal) (dengan teman, etc: digunakan saat marah / kesal)
그래요? – keu rae yo? – Oh, sungguh?; begitukah?
그래요. – keu rae [yo] – sungguh; begitu
Pelajaran 2 – Huruf Hidup Ganda (모음)
ㅐ ㅒ ㅔ ㅖ ㅘ
eir yeir ere yere wa
ㅙ ㅝ ㅞ ㅟ ㅢ
whae wo weo weou wei
Pelajaran 3 – Menggunakan Huruf Mati (자음) & Huruf Hidup (모음)
huruf hidup dalam bahasa korea dapat diletakan dikiri, kanan atau bawah untuk membentuk suatu kata, berikut contoh penggunaannya: -
가 = ka
갸 = kya
바 = pa
뵤 = pyo
즈 = chu
머 = meo
너 = neo
디 = ti
요= yo
드 = tu
거 = keo
기 = ki
버 = peo
Ketika membuat kata, kamu harus menambahkan campuran huruf mati dan huruf hidup, dimulai dengan huruf mati pada awal kata. dalam beberapa hal, tidak ada perlu menggunakan huruf mati bila di permulaan kata menggunakan ㅇ (null character).
ㅇ + ㅏ = 아 a
ㄹ + ㅡ + ㅁ = 름 rum
ㄱ + ㅏ + ㅁ = 감 kam
ㄲ + ㅜ + ㅇ = 꿍 kkoong
ㅇ + ㅗ +ㅅ = 옷 ot
ㅇ + ㅓ + ㅂㅅ = 없 eop
ㄲ + ㅗ + ㅊ = 꽃 kkot
ㅎ + ㅏ + ㄴ = 한 han
ㄱ + ㅡ + ㄱ = 극 guk
lebih lanjut dalam penyusunan kata
suku kata yang terdiri dari huruf mati dan ” huruf hidup vertikal” ditulis dengan huruf mati pada sisi kiri dan huruf hidup pada sisi kanan
ㄴ + ㅏ = 나
n + a = na
suku kata yang terdiri dari huruf mati dan ” huruf hidup horisontal” ditulis dengan huruf mati di atas sekali dan huruf hidup di bawah:
ㅁ + ㅗ = 모
m + o = mo
jika suku kata punya huruf mati, huruf hidup, dan huruf mati, huruf mati diakhir kata, disebut patch’im (maksudnya huruf pendukung) diletakkan di bawah suku kata tersebut.
ㅁ + ㅏ + ㄴ = 만
m + a + n = man
Pelajaran 4 – Grammer
nama korea
secara umum, nama korea terdiri dari 3 suku kata. pertama bagian nama keluarga (seperti kim, lee dan park), kemudian diikuti dua nama pertama. di korea, nama keluarga selalu diletakkan pertama berbeda dengan nama barat misalnya Doojin Park maka dikorea ditulis Park Dojin. Jika seseorang yang sudah kamu kenal baik, kamu dapat menggunakan nama pertama mereka. akan tetapi kalau kamu belum mengenalnya dengan baik atau baru bertemu pertama kali kamu akan menambahkan -ssi di ujung nama. contohnya Doojin-ssi
kalimat formal/sopan
dengan kata kerja yang berakhir dengan huruf hidup seperti ka-, ha- dan sa-, dapat menambahkan -yo di ujung kata, contohnya kayo (yang berarti “pergi”, atau “saya pergi” atau “dia pergi”). kata kerja yang sopan dapat digunakan sebagai pernyataan, pertanyaan, saran atau perintah, atau sesuai bunyi penekanan suara kamu. Sebagai contoh, chal chinaessoyo dapat digunakan sebagai pertanyaan/menanyakan bagaimana seseorang, atau bisa merupakan suatu pernyataan/menegaskan. bahwa kamu dalam keadaan baik. contoh lainnya yang lebih sering adalah annyong haseyo.
Pelajaran 5 – Struktur Kalimat dan Pesan
struktur kalimat korea dan urutan kata
di korea struktur kalimat berbeda dengan kalimat inggris/Indonesia, sebagai contoh kelompok kata chal chinaessooyo arti sesungguhnya berarti ” apakah kamu baik-baik saja? “ berlawanan dengan bahasa Indonesia/inggris. secara umum struktur kalimat korea dipecah menjadi subyek – objek – predikat (S-O-P). Kalau ada keterangan, diletakkan setelah subjek (S-K-O-P). Tidak seperti di Indonesia yang mengenakan S-P-O atau S-P-O-K.
contoh :
ibu membeli buah di pasar.
Menjadi ibu-di pasar-buah-membeli (ommaneun shijange gwaireul samnida).
Seperti biasa dengan menambahkan –yo maka membuat kalimat ini menjadi sopan, dan –ro yang berarti “untuk” atau -uro jika kata kerja berakhiran dengan huruf mati.
Contoh :
(di Indonesia) saya Pergi ke toko Untuk membeli roti
(di Korean) saya (optional) Beli roti Akan pergi ke toko
Kalimat ini di korea akan jadi na-do ppang sa-ro kayo (saya – beli roti – akan pergi).
* susunan ini hanya digunakan untuk kata kerja yang dikuti dengan ‘pergi’ dan ‘datang’ dan tidak dapat digunakan dengan kosakata yang lain diakhir kalimat.
Pelajaran 6 – Bertanya/meminta sesuatu
kata kerja korea yang berarti “ada” adalah issoyo ( 있 어요 )
caranya tergantung bagaimana kamu menggunakannya, dan apa yang sedang dibicarakan.
Kata baku dari kosakata ini adalah iss- dengan ditambahkan o dan partikel sopan ‘yo sehingga membentuk akhiran -oyo
akan tetapi untuk kata kerja yang berakhir dengan huruf hidup, menggunakan -a atau -o, seperti -ayo.
Akhiran huruf hidup – yo
Akhiran huruf mati – ayo (ika berakhir dengan huruf hidup -a atau –o)
Akhiran huruf mati – oyo
Adapun kata yang berlawanan dari iss- adalah ops- yang artinya ‘tidak ada’
Contoh cara penggunaannya :
chogi issoyo berarti “itu ada di sana” , atau “-nya di sana”
issoyo berarti “saya punya/dia punya”
Opsoyo berarti “saya tidak punya” atau “tidak ada”
di toko
untuk memanggil penjaga toko atau pelayan, di Korea menggunakan ajussi (pria) yang berarti paman atau Ajumma(wanita) yang berarti bibi, tetapi ini digunakan sebagai kata umum untuk memanggil seseorang di toko yang umurnya 30 tahun keatas, dan Agassi untuk wanita yang lebih muda.
Di Korea, kami menggunakan partikel yang datang setelah kata benda bahwa itu berhubungan dengan, seperti na-do (me-too. di inggris, itu berlawanan, kami akan mengatakan ‘with-me, sedangkan korea. gunakan ‘me with’
di korea, partikel selalu didepan kata banda.
Contohnya : Na – do (saya juga)
dan
di Korea kata yang digunakan adalah –hago, ini adalah partikel maka untuk penggunaannya harus disambung dengan kata benda. sebagai contoh, jika kamu mengatakan ‘burger dan chips’, di Korea itu menjadi ‘burger-hago chips. Kata hago menjadi bagian dari kata burger. partikel hago dapat juga berarti ‘dengan’ contohnya, doojin-hago shinae-e kayo yang artinya ‘saya pergi kekota dengan dojin.
Pelajaran 7 – Nama Korea dan Topik
di Korea, untuk memanggil seorang pria dengan sopan biasanya menggunakan kata songsaengnim setelah nama keluarga atau nama, sedangkan arti sesungguhnya berarti guru. sebagai contoh, Yoo Songsaengnim atau dengan nama penuh Yoo Sanghyun songsaengnim. Tidak boleh menggunakan nama pertama, seperti Sanghyun Songsaengnim. Tapi jika menggunakan -ssi, kamu dapat menggunakannya setelah nama panjang atau nama pertama, contohnya, Yoo Sanghyun-ssi atau Sanghyun-ssi.
Berbeda dengan di Inggris, wanita dinegara korea tidak mengambil nama keluarga suami mereka ketika mereka menikah. sebagai contoh jika Mrs han menikah dengan ke Mr kim, tetapi dia boleh juga dipanggil dengan Kim Songsaengnim-puin (istri Mr. Kim, atau dia boleh menggunakan istilah inggris seperti Misesu Han(mrs han).
menggunakan kopula untuk menggambarkan “ini adalah itu”
di korea, jika kamu ingin menggambarkan tentang sesuatu, kamu akan harus menggunakan kata kerja khusus yang disebut kopula. di negara Korea, kopula ini letakkan di ujung kalimat, dan ini digunakan untuk membedakan dengan kata kerja yang biasa.
Jika kamu mau mengatakan A adalah B (seperti “Ini adalah buku kamus”)
A B-ieyo (atau B-eyo)
Ini buku kamus-ieyo
Jika B diakhiri dengan huruf hidup maka menggunakan –eyo, tapi jika B berakhir dengan huruf mati maka menggunakan –ieyo.
Contoh: Songsaengnim-ieyo (Ini guru), soju-eyo (ini soju)
Penting:
Korea kopula hanya dipakai untuk menggambarkan jika ini “sama dengan” dan tidak dapat dipakai untuk memberitahukan lokasi (misal diatas, dibawah) juga tidak dapat dipakai untuk “situasi tertentu” (misal; marah, gembira)
Menggambarkan bagaimanakah
Korea memiliki kata yang berarti “cara tertentu”
Ottaeyo artinya Bagaimana?
Seperti dalam:
songsaengnim ottaeyo? (bagaimana gurunya? Atau seperti apa gurunya?)
saob ottaeyo? (Bagaimana bisnisnya? Atau Bisnisnya seperti apa?)
Kuraeyo arti sebenarnya adalah “seperti itu”, bisa juga digunakan untuk menyatakan ‘itu betul’
Sebaliknya jika Kuraeyo? Digunakan untuk bertanya, maka akan menjadi “Sungguh?”, “Betulkah?”.
Korea memiliki partikel spesial yang digunakan untuk memberikan penekanan tentang apa yang sedang dibicarakan.
Dengan menambahkan –un atau nun, akan memberikan penekanan pada subyek.-nun (utk yg berakhiran dgn huruf hidup) atau –un (utk yg berakhiran dgn huruf mati) selalu dikaitkan dengan kata benda.
Contohnya:
soju-nun (utk Soju), Songsaengnim-un (untuk guru).
Pelajaran 8 – Angka Korea
Dalam angka Korea, terdapat dua jenis, angka Korea dan angka serapan dari bahasa Cina.
Secara umum jenis bilangan korea digunakan ketika menghitung sesuatu dalam unit yang lebih kecil seperti : jam dari 1-12.
I

membaca cepat

Membaca cepat adalah kecakapan membaca dan memahami teks dalam tingkatan tinggi.
Rata-rata orang dengan pendidikan setingkat sekolah tinggi membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Di sisi lain, pembaca cepat dapat membaca lebih dari 1000 kata per menit.
Pengukuran membaca cepat baru sangat berarti bila digabungkan dengan informasi seberapa tinggi pemahaman teks itu oleh pembacanya. Diketahui bahwa orang dengan kemampuan membaca cepat yang lebih tinggi juga memiliki pemahaman yang lebih tinggi. Malahan yang mengejutkan, seseorang biasanya memperbaiki pemahamannya seiring dengan kemampuan membaca cepatnya.
Ada beberapa faktor yang menghambat membaca cepat:
  1. Kosakata yang kurang
  2. Regresi - membaca kembali bahan yang sama secara berulang
  3. Subvokalisasi - melafalkan kata di pikiran ketika membacanya
  4. Persepsi yang salah - bisa karena gerakan mata yang salah atau masa persepsi yang lambat
Kebanyakan pembaca sambil lalu dapat meningkatkan keterampilan membacanya 2-3 kali dengan mempraktekkan membaca cepat.

cerpen

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

Unsur dan ciri khas

Cerita pendek cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerita pendek biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas, mencakup jangka waktu yang singkat.
Dalam bentuk-bentuk fiksi yang lebih panjang, ceritanya cenderung memuat unsur-unsur inti tertentu dari struktur dramatis: eksposisi (pengantar setting, situasi dan tokoh utamanya), komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik dan tokoh utama); komplikasi (peristiwa di dalam cerita yang memperkenalkan konflik); aksi yang meningkat, krisis (saat yang menentukan bagi si tokoh utama dan komitmen mereka terhadap suatu langkah); klimaks (titik minat tertinggi dalam pengertian konflik dan titik cerita yang mengandung aksi terbanyak atau terpenting); penyelesaian (bagian cerita di mana konflik dipecahkan); dan moralnya.
Karena pendek, cerita-cerita pendek dapat memuat pola ini atau mungkin pula tidak. Sebagai contoh, cerita-cerita pendek modern hanya sesekali mengandung eksposisi. Yang lebih umum adalah awal yang mendadak, dengan cerita yang dimulai di tengah aksi. Seperti dalam cerita-cerita yang lebih panjang, plot dari cerita pendek juga mengandung klimaks, atau titik balik. Namun demikian, akhir dari banyak cerita pendek biasanya mendadak dan terbuka dan dapat mengandung (atau dapat pula tidak) pesan moral atau pelajaran praktis.
Seperti banyak bentuk seni manapun, ciri khas dari sebuath cerita pendek berbeda-beda menurut pengarangnya.
Cerpen juga memiliki [unsur intrinsik] cerpen.

Genre

Cerita pendek pada umumnya adalah suatu bentuk karangan fiksi, dan yang paling banyak diterbitkan adalah fiksi seperti fiksi ilmiah, fiksi horor, fiksi detektif, dan lain-lain. Cerita pendek kini juga mencakup bentuk nonfiksi seperti catatan perjalanan, prosa liris dan varian-varian pasca modern serta non-fiksi seperti fikto-kritis atau jurnalisme baru.